YM BLOGGER - (07/10/2022) Berikut ini teks ceramah tentang tips mendapatkan ketenangan hati (obat galau) yang bisa dijadikan referensi untuk di sampaikan dalam suatu acara.

Perlu diketahui bahwa ceramah adalah suatu pesan atau infromasi atau penyampaian suatu wawasan pengetahuan yang di sampaikan oleh kalangan yang mahir dalam bidangnya.

Orang yang membawakan ceramah disebut penceramah, dan bisanya menyiapkan segala materi yang berkaitan dengan tema acara yang akan dibawakan didepan umum.

Adapun Tujuan teks ceramah Saat sedang membuat teks ceramah, kamu wajib harus memperhatikan tujuan ceramah itu sendiri.

Ada beberapa macam tujuan teks ceramah, di antaranya harus informatif, persuasif, dan rekreatif. Maksudnya apa ya? 

1. Memberitahukan (informatif)
Ceramah informatif ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Misalnya, ceramah tentang peranan para pelajar pada masa perang kemerdekaan.

2. Memengaruhi (persuasif)
Ceramah persuasif bertujuan agar pendengar mempercayai, menyetujui, atau bahkan mengikuti ajakan pembicara. Misalnya, ceramah tentang hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan.

3. Menghibur (rekreatif)
Ceramah rekreatif bertujuan agar pendengar merasa terhibur. Biasanya, ceramah ini banyak diwarnai oleh humor, anekdot, atau guyonan yang memancing tertawa pendengar

Kali ada teks ceramah mengenai tips mendapatkan ketenangan hati (obat galau) sebagaimana dilansir yurimuliyawan.com dari laman ngaji.id berikut isi teks ceramah singkat yang dibawakan Ustad Ahmad Zaenuddin.

Ceramah Singkat: Tips Mendapatkan Ketenangan Hati (Obat Galau)

Tips dari Al-Qur’an
Para pemirsa rahimakumullah,

Sebagian orang, bahkan mungkin banyak, mencari kedamaian hati atau ketenangan jiwa dengan cara pergi ke tempat-tempat yang jauh dari orang banyak. Ke tempat-tempat yang dianggap bisa menenangkan hati dan pikiran. Ketahuilah bahwasanya di dalam Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan tips agar hati kita tenang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28)

Ini tips Al-Qur’an untuk menggapai kedamaian jiwa dan ketenangan hati. Mungkin sebagian besar dari kita sudah mengetahui hal ini. Para ustadz mungkin sudah sering membicarakannya. Tetapi tahukah Anda, bahwa bagaimana bisa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bisa menenangkan hati dan mendamaikan jiwa? Dengan benar-benar tenang. Bukan ketenangan yang semu, bukan kedamaian yang hanya fatamorgana.

Sebelum kita ketahui penyebabnya, mari kita perhatikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam beberapa hadits. Di antaranya hadits riwayat Imam Abu Dawud dan yang lainnya bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan satu doa bagi orang yang sedang dalam keadaan sempit;

أَللَّهُ أَللَّهُ رَبِّي لَا أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Allah, Allah adalah Rabbku, aku tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu pun.” (HR. Abu Dawud)

Di sini terdapat rahasia yang menarik; Mengapa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala itu mampu dan sangat sanggup untuk menenangkan hati dan mendamaikan jiwa dengan ketenangan yang hakiki? Maka salah satu jawabannya adalah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang membolak-balikkan hati.

Bersandar hanya kepada Allah
Seseorang merasa resah, galau, gelisah, dan tidak tenang itu karena hatinya yang tidak tenang. Maka kita bersandar dan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak bersandar kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Dia-lah yang membuat dan memberikan ketenangan, kedamaian, dan ketentraman. Bahkan mungkin tanpa batas.

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menguasai alam semesta. Di sinilah kita akhirnya dapati bahwa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memang ketenangan hati. Ingin bukti yang lain? Maka coba perhatikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang doa yang di dalamnya terdapat dzikir dan penghambaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala;

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu dan keyakinanku terhadap apa yang Engkau janjikan, sekuat kemampuanku, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Dan aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR. Bukhari No. 5831)

Doa ini disebut dengan Sayyidul Istighfar. Cobalah dan Anda pasti akan tenang hatinya.

Dzikir yang Diajarkan Rasulullah
Dzikir yang lain yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ajarkan yaitu;

اللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ وَنُوْرَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ

“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Aku meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” (HR. Ahmad no.3712)

Lihatlah, ada kaitan antara dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, meng-Esa-kan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ketenangan hati. Menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ketenangan hati. Maka berdzikirlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Niscaya Anda akan mendapatkan ketengan, kedamaian, dan ketentraman yang sempurna tanpa batas.

Itulah teks ceramah singkat yang bisa dijadikan referensi dibawakan pada acara tertentu.***